Situ Lembang
Selasa, 12 Januari 2010
[Glitterfy.com - *Glitter Photos*]
Pertama kali saya melihat keindahan Situ Lembang, tanpa terasa saya menahan napas saking kagumnya. Langit biru sebiru-birunya, diselingi awan putih yang berarak pelan. Angin bertiup pelan dan membawa butiran air bersama kabut. Sepasang angsa tampak berenang dengan damainya di tepian. Tampak tunggul-tunggul pohon yan menghitam di pinggiran danau karena lamanya terendam air. Gunung Burangrang, Gunung Sunda, Gunung Tangkuban Perahu berdiri menjaga dengan tegarnya. Bau hutan tercium, segarnya daun, segarnya rumput yang basah, dan titik-titik air membasahi hidung karena kabut yang kemudian turun.
Namun tidak lama saya menikmati keindahan Situ Lembang ini, di hari pertama datang ke Situ Lembang, tanpa banyak basa-basi kami direndam di sungai kecil yang mengalir dari Situ Lembang lengkap dengan baju, topi dan sepatu boot kami. Untungnya saya sempat menitipkan lipstik di saku saya kepada Bapak Pelatih dari Kopassus yang menggeleng-gelengkan kepalanya saat saya menitipkan benda yang tidak lazim dibawa tersebut di acara seperti ini. Di hari kedua pun tak sempat juga berlama-lama karena setelah melewati pinggiran Situ Lembang dengan mendaki benteng tembok batu yang terpasang disana, kami kembali masuk hutan untuk bergelantungan, manjat-memanjat, rayap-merayap di tali sebagai bagian dari acara pelatihan.Saya melihat banyak yang berkemah dan beberapa kelompok pecinta alam sedang melakukan pelantikan anggotanya. Tidak heran, karena Situ Lembang merupakan tempat yang ideal untuk itu. Saya pikir jalan yang rusak dan sulit ditempuh malah merupakan berkah untuk danau yang cantik ini. Tidak banyak wisatawan yang berkunjung malah menjaga Situ Lembang tetap asri dari sampah. Apalagi kawasan Situ Lembang ini merupakan kawasan ajang latihan para Kopassus, sehingga beberapa kawasan hutan disana ditutup apabila sedang ada latihan. Jangan ada yang mau dekat-dekat disana bila ada latihan granat dan menembak!.
Perjalanan ke Situ Lembang kami tempuh kira-kira selama 1-2 jam dengan truk tentara dari Batu Jajar. Persisnya saya lupa karena tidak pakai jam tangan (tidak punya jam tangan tepatnya). Selama pelatihan kami dilarang menggunakan telepon selular, namun para pelatih terus berseloroh sepanjang jalan, bahwa khusus di Situ Lembang ponsel bebas digunakan. Terang saja, wong ga ada sinyal. Situ Lembang dapat ditempuh dari arah Cisarua-Cimahi dan Parongpong-Lembang. Mobil yang mampu kesana hanya yang dari jenis off-road saja sepertinya, jalanan sempit, berbatu tajam, licin, berlubang, berbenjol, dan kiranya janganlah wanita hamil naik truk menuju kesana.
Alternatif lain kesana yaitu dengan hiking, ini lebih menarik walaupun pasti melelahkan, o ya jangan lupa bersepatu khusus. Sepertinya sepatu boot tentara yang saya pakai kemarin sangat mantap untuk berlari di jalan berbatu, di rerumputan, manjat pohon, dan mendaki tebing yang licin. Harganya cukup murah kok, bisa dibeli di koperasi Pusdikpassus di Batujajar (hehehe..bantu promosi nih). Atau mungkin naik motor trail juga menarik, cuma kalo naik motor kan kurang seru ya, karena bila dengan berjalan kaki pemandangan indah dan pepohonan yang asri sepanjang perjalanan akan lebih bisa dinikmati.
Hutan di sekitar Situ Lembang sangat kaya jenis pepohonan. Yang terutama saya perhatikan tentu saja tumbuhan yang dapat dimakan. Walaupun tentu saja saya juga menikmati pemandangan anggrek-anggrek liar yang tumbuh di ketinggian pohon. Berjenis-jenis paku juga tumbuh. Saya senang sekali memperhatikan pucuk paku yang lucu, berbulu, dan menggulung, hijaunya sangat cantik dengan hiasan tetesan embun. Seorang Bapak Pelatih yang melihat saya cicip-mencicip berbagai tumbuhan berkomentar ,”Sewaktu saya pelatihan pendidikan Kopassus dulu, saya tinggal tiga hari tiga malam di hutan sini, dan yang saya makan selama itu cuma daun Pohpohan”. Mendengar itu saya termangu. Apa jadinya bila saya makan dedaunan selama tiga hari ya?
Menurut cerita sih di kawasan Situ Lembang ini banyak terdapat burung Elang Jawa yang langka. Namun sayang sementara saya disana, saya tidak melihat seekorpun. Kalau burung Hantu kayaknya banyak banget, menilik dari suara yang kami dengar pada malam hari sih. sayang kemarin saya tidak bisa memotret. Karena memang tidak bawa kamera. Mungkin suatu hari saya harus kembali kesana. Khusus untuk menikmati pemandangan Situ Lembang yang asri, indah dan permai.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar