Cibaduyut

Selasa, 08 Desember 2009




Pusat perbelanjaan sepatu cibaduyut adalah pasar penjualan sepatu terpanjang di dunia, dimana di lokasi tersebut merupakan sentra penjualan sepatu hasil kreasi para pengrajin yang ilmu pembuatannya didapat secara turun menurun, pada tahun 1989 pemerintah R.I meresmikan cibaduyut ini sebagai daerah tujuan wisata. Atas dasar ini Pendiri Toko sepatu Oval memberanikan diri bersaing dengan ratusan kompetitor sejenis untuk berusaha dalam bidang persepatuan. Oval didirikan Oleh Bapak H. Sambas Sulaeman.
Pada Awalnya pendiri hanyalah pedagang kecil yang memiliki kios ukuran 2x3 m di pasar kosambi, namun seiring perkembangan dan jerih payah, Usahanya mulai menampakkan hasil, dan dengan modal pengalaman dan jam terbang di bidang per-sepatuan, pendiri mulai dalam memberanikan diri bersaing di pangsa pasar yang lebih besar, yaitu Cibaduyut.
Setelah Oval berjalan selama 5 tahun, pada tahun 1994, Oval mengalami musibah Kebakaran yang menghanguskan seluruh bangunan beserta isinya, yang mengakibatkan Pendiri mengalami kerugian yang cukup besar, namun dengan semangat dan pantang menyerah dan pemikiran bahwa semuanya akan kembali kepadaNya.
Dengan tekad untuk maju dan berkembang, serta tanggung jawab akan keluarga dan para karyawan yang telah setia dan bekerja keras membangun bisnis ini, setahun kemudian Oval kembali berdiri dengan lebih kokoh, besar dan menyerap tenaga kerja yang lebih banyak dari sebelumnya. Tepat pada tahun 1995, Oval mulai kembali beroperasi, dan memiliki cabang di jl. Pasteur, cihampelas, jl. A.Yani, kuningan Ujung pandang, jakarta dan tanggerang, pada saat itu Oval diresmikan oleh walikota bandung, yang pada saat itu dipegang oleh Bapak Ateng Wahyudi.
Mulai saat itu Oval lebih dikenal luas di luar daerah, bahkan sampai keluar pulau jawa, banyak para pengunjung yang berasal dari luar kota bandung, yang komposisi dari para pengunjung adalah 70 % dari luar bandung dan 30% dari kota bandung itu sendiri. Saat ini perkembangan wisata belanja di kota bandung cukup pesat perkembangannya, sehinngga Oval merasa perlu untuk menyikapi kebutuhan dari konsumen itu sendiri, yaitu membuat Factory outlet.
Oval berlokasi di Jl. Cibaduyut 142 Bandung

Talaga Bodas



Talaga dalam bahasa Sunda berarti telaga atau situ, dan 'bodas' berarti putih. Talaga bodas berarti telaga yang putih. Tapi sebenarnya telaga ini adalah kawah di atas puncak Gunung Talaga Bodas bekas letusan berabad-abad lalu. Kalderanya yang beku kemudian digenangi air hingga membentuk telaga. Disebut Telaga Putih karena telaga ini memang didominasi warna putih lantaran kandungan belerangnya cukup tinggi.

Gunung Talaga Bodas sendiri berada di wilayah perbatasan Kabupaten Garut dan Tasikmalaya. Tepatnya di selatan Kecamatan Wanaraja. Kawahnya berada di tengah-tengah hutan hujan tropis yang cukup lebat. Jarak kawah ini dari pusat Kota Garut sekitar 28 km. Umumnya para pengunjung kawah menempuhnya dengan berjalan kaki.

Kawah ini sudah sangat dikenal sejak zaman Belanda. Banyak turis asing mengunjungi kawah ini. Selain melongok kawah yang indah, di kaki Talaga Bodas dulu juga ditemukan perkampungan tradisional di Desa Papandak dengan pola atap rumah mirip rumah gadang di Padang. Pada jaman itu, orang-orang mengunjungi kawah ini umumnya dengan berkuda.

Saking indahnya, Pemerintah Kolonial Belanda menetapkan kawah Talaga Bodas sebagai tujuan wisata andalan. Taman Wisata ini dikukuhkan lewat SK Gubernur Jendral Hindia Belanda tanggal 4 Februari 1924. Pada zaman Belanda pula, belerang di kawah ini ditambang untuk kepentingan medic dan kimia

Dari kawah ini sebenarnya juga terpendam potensi panas bumi. Tak aneh jika sesekali di atas kawah muncul hembusan dan kepulan asap putih. Temperatur gasnya bisa mencapai 85° – 95°C. Potensi panas bumi dari kawah ini sebenarnya bisa dimanfaatkan untuk PUP (Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi) seperti sudah dilakukan di Kawah Kamojang dan Darajat.

Bahkan tahun 1990-an sudah pula dibangun instalasi untuk itu. Sayangnya proyek tersebut gagal karena hantaman krisis ekonomi.

Jika pada jaman Belanda kawah ini begitu dikenal, dan dijelaskan begitu detil dalam buku-buku petunjuk perjalanan wisata, kini Talaga Bodas justru semakin pudar ketenarannya. Pamornya kalah oleh kawah Papandayan atau Cipanas, bahkan oleh Situ Cangkuang dan Bagendit. Mungkin suatu saat — jika Pemda telah benar-benar menyadari potensi pariwisata di kawah ini — Talaga Bodas akan kembali menjadi tujuan wisata andalan di wilayah Kabupaten Garut

Candi Cangkuang (Garut)



Candi Cangkuang adalah sebuah candi Hindu yang terdapat di Kampung Pulo, wilayah Cangkuang, Kecamatan Leles, Garut, Jawa Barat. Candi inilah juga yang pertama kali ditemukan di Tatar Sunda serta merupakan satu-satunya candi Hindu di Tatar Sunda.
Candi ini pertama kali ditemukan pada tahun 1966 oleh tim peneliti Harsoyo dan Uka Candrasasmita berdasarkan laporan Vorderman (terbit tahun 1893) mengenai adanya sebuah arca yang rusak serta makam leluhur Arif Muhammad di Leles. Selain menemukan reruntuhan candi, terdapat pula serpihan pisau serta batu-batu besar yang diperkirakan merupakan peninggalan zaman megalitikum. Penelitian selanjutnya (tahun 1967 dan 1968) berhasil menggali bangunan makam.
Walaupun hampir bisa dipastikan bahwa candi ini merupakan peninggalan agama Hindu (kira-kira abad ke-8 M, satu zaman dengan candi-candi di situs Batujaya dan Cibuaya?), yang mengherankan adalah adanya pemakaman Islam di sampingnya.
Candi Cangkuang terdapat di sebuah pulau kecil yang bentuknya memanjang dari barat ke timur dengan luas 16,5 ha. Pulau kecil ini terdapat di tengah danau Cangkuang pada koordinat 106°54'36,79" Bujur Timur dan 7°06'09" Lintang Selatan. Selain pulau yang memiliki candi, di danau ini terdapat pula dua pulau lainnya dengan ukuran yang lebih kecil.
Lokasi danau Cangkuang ini topografinya terdapat pada satu lembah yang subur kira-kira 600-an m l.b.l. yang dikelilingi pegunungan: Gunung Haruman (1.218 m l.b.l.) di sebelah timur - utara, Pasir Kadaleman (681 m l.b.l.) di tenggara, Pasir Gadung (1.841 m l.b.l.) di sebelah selatan, Gunung Guntur (2.849 m l.b.l.) di sebelah barat-selatan, Gunung Malang (1.329 m l.b.l.) di sebelah barat, Gunung Mandalawangi di sebelah selatan-utara, serta Gunung Kaledong (1.249 m l.b.l.) di sebelah timur.
Bangunan Candi Cangkuang yang sekarang dapat kita saksikan merupakan hasil pemugaran yang diresmikan pada tahun 1978. Candi ini berdiri pada sebuah lahan persegi empat yang berukuran 4,7 x 4,7 m dengan tinggi 30 cm. Kaki bangunan yang menyokong pelipit padma, pelipit kumuda, dan pelipit pasagi ukurannya 4,5 x 4,5 m dengan tinggi 1,37 m. Di sisi timur terdapat penampil tempat tangga naik yang panjangnya 1,5 m dan lébar 1,26 m.
Tubuh bangunan candi bentuknya persegi empat 4,22 x 4,22 m dengan tinggi 2,49 m. Di sisi utara terdapat pintu masuk yang berukuran 1,56 m (tinggi) x 0,6 m (lebar). Puncak candi ada dua tingkat: persegi empat berukuran 3,8 x 3,8 m dengan tinggi 1,56 m dan 2,74 x 2,74 m yang tingginya 1,1 m. Di dalamnya terdapat ruangan berukuran 2,18 x 2,24 m yang tingginya 2,55 m. Di dasarnya terdapat cekungan berukuran 0,4 x 0,4 m yang dalamnya 7 m (dibangun ketika pemugaran supaya bangunan menjadi stabil).
Di antara sisa-sisa bangunan candi, ditemukan juga arca (tahun 1800-an) dengan posisi sedang bersila di atas padmasana ganda. Kaki kiri menyilang datar yang alasnya menghadap ke sebelah dalam paha kanan. Kaki kanan menghadap ke bawah beralaskan lapik. Di depan kaki kiri terdapat kepala sapi (nandi) yang telinganya mengarah ke depan. Dengan adanya kepala nandi ini, para ahli menganggap bahwa ini adalah arca Siwa. Kedua tangannya menengadah di atas paha. Pada tubuhnya terdapat penghias perut, penghias dada dan penghias telinga.
Keadaan arca ini sudah rusak, wajahnya datar, bagian tangan hingga kedua pergelangannya telah hilang. Lebar wajah 8 cm, lebar pundak 18 cm, lebar pinggang 9 cm, padmasana 38 cm (tingginya 14 cm), lapik 37 cm & 45 cm (tinggi 6 cm dan 19 cm), tinggi 41 cm.
Candi Cangkuang sebagaimana terlihat sekarang ini, sesungguhnya adalah hasil rekayasa rekonstruksi, sebab bangunan aslinya hanyalah 35%-an. Oleh sebab itu, bentuk bangunan Candi Cangkuang yang sebenarnya belumlah diketahui.
Candi ini berjarak sekitar 3 m di sebelah selatan makam Arif Muhammad.

Ciater (Sari Ater)



Ciater merupakan suatu daerah di Kabupaten Subang yang terkenal dengan air panas alami. Air panas yang dihasilkan berasal dari kawah aktif Tangkuban Perahu. Daerah wisata yang terletak tidak jauh dari wana wisata Tangkuban Perahu ini menyajikan panorama alam yang menakjubkan, air panas alami, udara yang sejuk dan hamparan permadani kebun teh nan hijau yang juga menambah keindahan alamnya. Dengan lingkungan yang disajikan, dapat menjadi suatu tempat yang sangat tepat untuk refreshing dan melepas penat dari segala kesibukan sehari-hari.

Dengan dilengkapi berbagai fasilitas wisata yang lengkap, tidak salah kiranya bila Wisata Sari Ater menjadi salah satu obyek terpopuler di Indonesia. Penginapan, tempat makan, arena bermain, kolam renang dan berbagai fasilitas lainnya tersedia disini.

Tempat wisata air panas ini dapat Anda temui,diantara perbukitan yang berudara cukup dingin dan hamparan perkebunan teh yang indah, menuju Kabupaten Subang dari arah utara Kota Bandung, Nama Ciater cukup populer, selain karena tempat wisata air panasnya juga karena memiliki resort yang indah yang dinamai Sari Ater.

Jarak dari Bandung- Ciater sekitar 25 kilometer, dapat ditempuh selama 1,5 hingga 2 jam perjalanan. Dari pusat Kota Lembang, cukup ditempuh dengan waktu 20 menit saja. Jalan-jalan yang dilalui juga merupakan arena wisata yang indah seperti observatorium Boscha, bumi perkemahan Cikole Lembang, Gn Tangkuban Parahu, Pusat Susu Murni Lembang, atau juga pusat pengembangan hortikultura.

Di Ciater, pengunjung selain dapat menikmati pemandian air panas, juga bisa bersantai di arena wisata yang cukup luas, serta dapat menikmati pelayanan terapi kesehatan. Berdasarkan hasil penelitian ternyata air panas Ciater mengandung jenis zat seperti belerang, zat kapur dan beberapa zat lainnya yang sangat baik untuk penyembuhan penyakit kulit dan penyakit tulang.

Ciater dibuka setiap hari untuk umum. Selain kolam-kolam renang air panas yang tersedia, pengunjung dapat memesannya untuk berendam air panas di kamar-kamar. Selain air panas, secara bersamaan pun Anda bisa menikmati pemandian air dingin.